SEP Surabaya, Sentra Evangelisasi Pribadi

Renungan Rabu 31 Mei 2017, Pesta Santa Perawan Maria Mengunjungi Elisabet

Bacaan: Zef. 3:14-18a atau Rm. 12:9-16b; MT Yes. 12:2-3,4-bcd,5-6; Luk. 1:39-56

Sebagai orang Katolik kita sering berpikir bahwa ibadah ke gereja tiap Minggu, hadir di persekutuan doa dan ikut terlibat dalam kegiatan apa pun di gereja adalah cukup dan itu sudah membuktikan bahwa kita ini adalah anak-anak Tuhan (Pengikut Kristus). Sesungguhnya keberadaan kita lebih dari itu. Setiap orang percaya yang telah mengalami lahir baru memiliki predikat sebagai seorang utusan Tuhan. 

Sahabat, kalau kita mau teliti, sesungguhnya ada tiga hal yang pokok dalam hidup kristiani:

  1. Kita dipanggil untuk Hidup Kudus (1 Ptr 1:15)
  2. Kita dipanggil untuk menjadi serupa dengan Kristus (Rm 8:29)
  3. Kita dipanggil untuk menjadi teladan hidup benar; menghidupi Amanat Agung (Mat 28:19-20)

Setiap amanat yang kita terima dari Tuhan merupakan tugas yang mulia. Untuk memenuhi panggilan Tuhan ini kita harus memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi. Segala tugas yang dipercayakan kepada kita biarlah kita lakukan dengan sungguh-sungguh. Tetapi seringkali yang kita jumpai adalah: pada mulanya begitu menggebu-gebu melayani Tuhan, dan saat diperhadapkan dengan suatu ujian atau tantangan, kita mulai mundur dengan teratur dan meninggalkan tanggung jawab kita sebagai utusan Tuhan. Firman-Nya menasihatkan, “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.” (Rm 12:11).

Dalam bacaan Injil hari ini kita mendengarkan kisah tentang Maria. Teladan hidup Maria seperti  apakah yang dapat kita pelajari  berkaitan dengan tiga hal yang pokok dalam hidup kristiani ini.

Gereja Katolik mengajarkan bahwa Maria dikandung dan dilahirkan tanpa dosa asal, karena dia telah dipersiapkan oleh Allah sendiri menjadi ibu Yesus, Putra Allah. Maria merupakan karya agung Roh Kudus. Keberadaannya, sejak dikandung tanpa noda sampai dengan kenaikannya yang mulia ke surga, sepenuhnya ditopang oleh cinta Allah. Hati dan pikirannya diarahkan kepada pujian dan ketaatan kepada Allah. Maria yang tak bernoda, adalah model sempurna, guru, dan penuntun untuk hidup dalam Roh; merupakan gambaran setiap orang yang ingin mencapai keselamatan melalui kerja sama dengan rahmat Allah. Sebagai orang Kristen kita diharapkan untuk hidup dalam Roh; selalu terbuka terhadap bimbingan dan pertolongan Tuhan.  Ingat, ketika kita percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat secara pribadi, saat itu kita dimeteraikan dengan Roh kudus (Ef 1:13). Kuasa Roh Kudus inilah yang senantiasa menuntun dan membimbing kita kepada segala kebenaran. Namun kuasa itu tidak akan menyertai kita jika kita tidak menjalani kehidupan yang kudus.

Dalam hidup dan karya di dunia ini Maria telah menjadi serupa dengan Kristus artinya mencerminkan hidup dan karya Yesus sendiri, yang sederhana, rendah hati, murah hati, berbelas kasih, dan penolong bagi semua orang. Hingga kini ia telah dimuliakan bersama Yesus Putranya. Nyatalah bagi kita bahwa kehadiran kita di tengah dunia ini pun bukanlah suatu kebetulan belaka, ada panggilan dan rencana mulia Allah bagi setiap kita, siapa pun kita, di mana pun kita berada, kita dipanggil untuk menjadi serupa dengan Yesus Kristus.

Maria, bunda evangelisasi, yang telah menerima kabar sukacita dari malaikat Tuhan, dan mewartakan kabar sukacita itu pertama-tama kepada Elisabet, dan selanjutnya kepada Gereja dan melalui Gereja kepada seluruh dunia. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus (Kis 1:14). Selama hidupnya di dunia ini, Maria tetap meneruskan karya Yesus. Bagaimanakah dengan kita?

Sahabat, pada penutupan bulan Maria ini, kita diingatkan kembali melalui pengalaman hidup Bunda Maria yang dalam keseluruhan hidupnya telah mewujudkan panggilan hidupnya sesuai kehendak Tuhan. Semoga peringatan ini membuat kita menyadari bahwa kita ini adalah utusan-utusan Tuhan yang diberi tanggung jawab untuk dilakukan dengan sungguh-sungguh. Dan semoga teladan hidup Bunda Maria ini membuat kita mampu menjalankan tugas panggilan hidup kita dengan tekun dan setia, sehingga orang lain dapat merasakan buah-buah kebaikan dalam kehidupan mereka. Bunda Maria doakanlah kami. Amin. (FHM)

Related image

×