SEP Surabaya, Sentra Evangelisasi Pribadi

Renungan Kamis 6 Oktober 2022

Bacaan: Gal. 3:1-5; MT Luk. 1:69-70,71-72,73-75; Luk. 11:5-13.

Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. (Lukas 11:9)

Shalom saudaraku yang terkasih, ketika kita berdoa memanjatkan permohonan kepada Tuhan, tentu besar harapan bahwa Tuhan akan mengabulkan permohonan kita tersebut. Perikop bacaan Injil hari ini kembali menegaskan hal tersebut di mana Yesus mengajarkan agar kita mengenal Allah sebagai Bapa yang baik, Bapa yang selalu peduli pada setiap kesulitan anak-anak-Nya, Bapa yang selalu memberikan yang terbaik ketika anak-Nya membutuhkan. Tentunya sebagai orang beriman saya percaya akan hal ini meskipun seringkali harus merenungkan lebih dalam lagi, terutama ketika mengalami suatu keadaan yang tidak baik, seperti sakit contohnya.

Sebulan yang lalu saya mengalami sakit kepala yang parah, sangat nyeri, sehingga setiap berusaha bangun selalu mual dan muntah. Sebelumnya saya hanya sering sakit kepala biasa, minum 1 sampai 2 tablet obat pereda nyeri sudah pasti bisa sembuh. Sedangkan kali ini sudah 2 hari minum obat dari dokter belum juga membaik, maka saya disarankan melakukan pemeriksaan ‘Magnetic Resonance Imaging’ (MRI). Puji Tuhan hasilnya baik, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, hanya ada otot yang menebal di daerah tengkuk, dan karena ketegangan maka otot tadi jadi menekan syaraf. Jadi disarankan untuk lebih banyak relaksasi dan jangan terlalu tegang. Maka saya bertanya-tanya kepada Tuhan, kenapa saya bisa mengalami sakit seperti itu? Bukankah kesibukan saya akhir-akhir ini meningkat sehubungan dengan tugas pelayanan sebagai ketua lingkungan, di mana kegiatan di paroki semakin padat seiring membaiknya situasi pandemi. Mengapa Tuhan tidak  memberikan kesehatan yang terbaik supaya saya dapat selalu aktif melayani?

Dalam permenungan di saat sakit ini, sekali lagi, Puji Tuhan, Roh Kudus menuntun saya pada kebenaran,  di mana saya disadarkan untuk tidak mengandalkan pada kekuatan dan pemikiran diri sendiri, bahwa apa yang tadinya saya pikirkan mau mempersembahkan yang terbaik untuk Tuhan ternyata seperti peribahasa: “Lurus-lurus mata pancing, ujung-ujungnya mengarah pada diri sendiri.”

Maka akhirnya saya dapat bersyukur untuk momen sakit yang membuat saya dapat lebih memperbaiki motivasi pelayanan selama ini. Memang sangat benar Tuhan pasti menepati janji-NYA, kita boleh meminta, boleh mencari, boleh mengetuk pintu-Nya, tetapi yang harus kita ingat adalah untuk selalu melakukannya bersama Roh Kudus supaya jangan sia-sialah pengharapan iman kita.

Pada ayat yang terakhir, yaitu ayat ke 13 Tuhan menegaskan “Ia akan memberikan Roh Kudus kepada siapapun yang meminta kepada-Nya.” Jadi sekali lagi Roh Kudus adalah Roh Allah sendiri yang akan menuntun kita pada kebenaran yang menyelamatkan, sehingga yang kita minta bukan hanya sebatas pemenuhan hasrat pribadi saja, tetapi bersama Roh Kudus kita mau lebih memikirkan hidup rohani, mengutamakan  kehendak Allah supaya kita benar-benar dapat mengenal Allah sebagai Bapa yang baik dan mengalami kasih-Nya di sepanjang hidup ini.

Doa

Syukur kepada-Mu ya Allah atas kasih dan anugerah-Mu yang boleh kualami di sepanjang perjalanan hidupku. Kadang banyak peristiwa yang belum dapat kupahami apa maknanya, tetapi Engkau dengan sabar dan penuh kasih terus berusaha memberiku pengertian, bahwa apa yang sedang terjadi adalah proses yang akan membuatku menjadi pribadi yang lebih baik lagi di hadapan-Mu. Sungguh aku bersyukur punya Bapa yang baik seperti Engkau dan kiranya aku selalu mohon diberi kekuatan dan kesetiaan  untuk dapat menjalani proses kehidupan seperti yang Kau kehendaki. Sebab hanya Engkau Tuhan dan Bapa-ku kini dan selamanya. Amin (LD)

×