SEP Surabaya, Sentra Evangelisasi Pribadi

Renungan Minggu 9 Oktober 2022

Bacaan: 2Raj. 5:14-17; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; 2Tim. 2:8-13; Luk. 17:11-19.

Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring,…(Lukas 17:15)

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, dalam perikop di atas Yesus menyembuhkan sepuluh orang kusta, namun hanya satu orang asing yang kembali untuk mengucapkan terima kasih. Sedangkan sembilan orang lainnya yang juga telah disembuhkan tidak pernah kembali lagi untuk berterima kasih. Sangat ironis bahwa sembilan orang lain yang tidak kembali untuk mengungkapkan syukur adalah bangsa Israel yang dianggap bangsa yang bermartabat, saleh, murni, pilihan Allah. Sebaliknya satu orang yang kembali untuk mengucapkan syukur dan orang tersebut adalah orang Samaria yang dianggap sebagai bangsa yang tidak murni, sesat, kafir dan tersingkirkan.

Dalam bacaan di atas Yesus menunjukkan paling tidak ada tiga hal yang bisa kita pelajari.

Yang pertama, Yesus menunjukkan belas kasih-Nya kepada setiap orang tanpa pilih-pilih, maka kita pun diharapkan mau mengasihi, melayani dengan tanpa pilih-pilih kepada siapa dan di mana kita dipanggil untuk melayani. Kita juga terbuka bahwa keselamatan Allah itu tersedia bagi semua bangsa, bukan hanya untuk orang-orang tertentu.

Hal kedua yang bisa kita lihat adalah Yesus sangat menghargai upaya dari orang Samaria yang disembuhkan tersebut untuk segera datang dan berterima kasih. Ini mengajarkan bahwa sudah seharusnya kita berterima kasih atas anugerah keselamatan yang kita terima dan bukannya sombong serta merasa berhak atas keselamatan ini. Jika kita mampu bersyukur dan rendah hati di hadapan Tuhan, maka iman kita akan ditambahkan, akan bertumbuh hingga akhirnya nanti iman kita mampu menghantar kita kepada keselamatan.

Hal ketiga yang menjadi renungan kita hari ini adalah, ketika Yesus bertanya, Tidak adakah di antara mereka yang kembali memuliakan Allah selain orang asing ini?” Dari hal ini kita diingatkan bahwa seperti orang-orang Israel tersebut, status kita yang sudah menjadi anak-anak Allah, bisa saja hilang kalau kita tidak setia dan tidak menghargai anugerah yang diberikan kepada kita, sebaliknya seperti satu orang Samaria tersebut, selalu ada kesempatan untuk bertobat dan menjadi pengikut-Nya.

Jadi pada hari ini kita diingatkan untuk melakukan seperti yang dilakukan oleh Yesus yaitu mau mengasihi sesama tanpa pandang bulu, mempunyai hati yang mampu bersyukur. Karena dari rasa syukur, mengalirlah rahmat dan kasih Allah yang lebih besar dan lebih indah, dan akhirnya agar kita mampu menjaga rahmat yang sudah kita terima sampai akhir.

Marilah berdoa, Allah Bapa yang Rahim, kami mohon pengampunan atas sikap kami yang seringkali mengecewakan-Mu dengan kesombongan hati kami, yaitu kami merasa jika kami memang layak dan pantas untuk memperoleh keselamatan, padahal keselamatan kami hanya oleh karena berkat kemurahan-Mu dan cinta-Mu. Bukalah hati kami sehingga kami mempunyai hati yang mampu berterima kasih dan bersyukur atas anugerah-Mu dan mampu mempertahankannya sampai akhir hidup kami. Amin [LSL]

 

×