SEP Surabaya, Sentra Evangelisasi Pribadi

Renungan Senin 10 Oktober 2022 

Bacaan: Gal. 4:22-24,26-27,31-5:1Mzm. 113:1-2,3-4,5a,6-7Luk. 11:29-32

Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus. (Lukas 11:29b) 

Apa tandanya kalau kamu mencintaiku?

Pertanyaan ini  kerap saya lontarkan pada kekasih saat masa pacaran dulu. Tentu saja kekasih saya akan memberikan hadiah atau membawa saya pergi ke tempat yang saya sukai, yaitu ke perpustakaan kota pada keesokan harinya. Begitu pula setelah putus, lalu move on dengan kekasih baru, saya kembali minta suatu tanda sebagai bukti akan kesungguhannya walau akhirnya putus juga. Suatu tanda yang membuat saya percaya tetapi seberapa banyak tanda diberikan ternyata tidak menjamin kepercayaan saya padanya.

Injil hari ini menjadi sebuah penegasan bahwa tidak perlu diberikan suatu tanda bagi mereka yang memang tidak percaya karena tanda apapun tidak akan mengubah mereka. Hanya tanda Nabi Yunus yang pantas diberikan, yaitu firman Tuhan yang disampaikan Nabi Yunus kepada orang-orang Niniwe untuk segera bertobat atau mereka akan ditunggangbalikkan karena dosa-dosa mereka yang banyak dan besar. Mereka pun segera bertobat dan mendapat belas kasihan dari  Tuhan.

Bagaimana dengan kita? Apakah masih menuntut tanda dari Tuhan padahal setiap detik kita telah menerima berkat penyertaan-Nya dan keselamatan kekal yang kita terima sebagai pengikut-Nya?

Maka yang dapat kita minta hanyalah belas kasih-Nya yang memampukan kita percaya dalam iman walau tanpa tanda apapun selain persembahan hati yang sungguh-sungguh hidup seturut dengan kehendak-Nya, sebab memang Tuhanlah satu-satunya jalan keselamatan dan hidup kekal kita.

Tuhan yang sangat baik, terima kasih telah menjadi keselamatan kekal bagiku. Mohon ajarilah aku menjadi tanda kehadiran-Mu yang nyata bagi sesamaku di mana pun aku berada sebab Engkaulah satu-satunya penyelamat kekal yang hidup dan berkuasa sepanjang segala abad. Amin. (VVDL)

×